Maniakmotor.com sempat memotret benda ajaib macam piring terbang milik UFO itu. Ya, disebut UFO karena masih menduga-duga, bro. Terlihat dari luar, kode pada throttle body spek IP1 dan IP2 yang berbeda. Jelas saja beda. Lha wong kapasitasnya juga beda, ya saluran suplai bahan bakar pasti berlainan. Makanya, kurang jelas kata Supriyanto yang 28 mm itu, untuk IP1 atau IP2, bro? Lha, orangnya sudah nggak ada.
Apalagi mau membidik peranti
elektronik yang kabelnya berseliweran di bawah sadel (bagasi), kru
mekanik segera menutup joknya. Nah cerita kabel ini juga sama
semerawutnya dengan bebek Honda injeksi balap milik Astra Racing Team
(ART). “Mesin sih beres, tapi penataan kabel-kabel sampai sekarang masih
sulit rapi. Karena semua perangkatnya gado-gado,” jelas Benny Djati
Utomo, pawang ART. Nah, nggak beda jauh dengan masalah Jupiter Z1, kan.
Dari catatan waktu
antara Rey dan Sigit bermain di 58-59 detik per lap. “Sebetulnya saya
minta gir belakang lebih ringan,” kata Rey yang juga merahasiakan jumlah
mata sproket yang ia minta. Terlihat di R7 yang merupakan belokan rolling speed panjang, Z1 pacuan Rey kurang ‘teriak’, ngeden.
Menanggapi ini Abidin menjawab bahwa saat itu memang bukan sesi
setting, tapi unjuk peforma pada media. Hehehe, media yang mana pak...?
sumber: http://maniakmotor.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar